FORMULASI EMULGEL
1.
Formula
No
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Jumlah
|
|
Per Kemasan
|
Per Batch
|
|||
1
|
Ketoprofen (2,5%)
|
Zat Aktif
|
||
2
|
Etanol(2,5%×5)
|
Solvent or cosolvent
|
||
3
|
HPMC (5%)
|
Gelling agent
|
||
4
|
Gliserin(30%)
|
Preservative, humektan, emolient
|
||
5
|
Tween 80
|
Emulsifying agent
|
||
6
|
Span 80
|
Emulsifying agent
|
||
7
|
Paraffin liquid
|
Emolient
|
||
8
|
Oleum Rosae (qs)
|
Pengaroma
|
||
9
|
Aquadest
|
Pelarut
|
2.
Monografi
Bahan
ü Ketoprofen
1) Pemerian : serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak atau hampir
tidak berbau.
2) Kelarutan : mudah larut dalam etanol (1 sampai 10 bagian), kloroform
dan eter, praktis tidak larut dalam air.
3) Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
4) Khasiat dan penggunaan : Antiinflamasi
5) Efek samping : meningkatkan resiko pendarahan pada gastrointestinal dan
mampu menyebabkan retensi cairan, hindari penggunaan pada pasien dengan liver
disease, menimbulkan reaksi anaphilaksis (asma, rhinitis).
6) Pengobatan : untuk sakit dan inflamasi ringan pada penyakit reumatoid
serta penyakit muskuloskeletal lainnya, GOUT akut, dysmenorrhea.
7) Nama lain : Ketoprofeeni; Ketoprofén; Ketoprofenas; Kétoprofène;
Ketoprofeno; Ketoprofenum; RP-19583. (RS)-2-(3-Benzoylphenyl)propionic acid.
8) Dosis : 2,5 % (mg/g) dengan aplikasi 2-4 kali sehari (maksimal 15
g/ hari)
9) Farmakokinetik :
Absorbsi : hampir sempurna dengan onset kerja <30 menit.
Distribusi : ikatan protein >99%, ikatan utama pada
albumin, fraksi tidak terikat dapat meningkat pada hepatic impairment
Metabolisme : hepatik via glukoronidasi, metabolit dapat
diubah kembali menjadi komponen induk, mampu memiliki enteropatik resirkulasi.
BA ~90%, T⅟₂ eliminasi umumnya 2-4 jam
Ekskresi : di urin
(~80%, secara primer sebagai konjugat glukoronida)
Farmakodinamik : Ketoprofen, (RS) 2 - (3-benzoylphenyl)-asam
propionat (rumus kimia C 16 H 14 O 3) adalah salah satu dari kelas asam
propionat non-steroid anti-inflamasi drugs (NSAID) dengan efek analgesik dan
antipiretik. Bertindak dengan menghambat produksi prostaglandin tubuh.
ü ETANOL
1) Pemerian : Cairan tidak berwarna dan mudah menguap dengan sedikit bau khas dan rasa
terbakar. Etanol banyak digunakan dalam formulasi farmasi dan kosmetik.
Meskipun etanol terutama digunakan sebagai bahan pelarut, juga digunakan
sebagai desinfektan, dan dalam larutan sebagai pengawet anti mikroba. Larutan
etanol topikal digunakan dalam pengembang sistem pengiriman obat transdermal
sebagai pengikat penetrasi, dan dalam sediaan transderma digunakan sebagai co
surfaktan
2) Stabilitas dan penyimpanan : Larutan
etanol berair dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi dan harus
disimpan dalam wadah kedap udara, di tempat yang sejuk
3) Inkompatibilitas : Dalam kondisis asam, larutan etanol
dapat bereaksi cepat dengan bahan pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat
menggelapkan warna nya karena reaksi dengan jumlah sisa garam organik aldehid
atau akasia dapat diendapkan dari larutan berair atau despersi. Kalsium oksida
juga mengandung senyawa nitrat dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat
ü HPMC
1) Pemerian : Serbuk putih atau hablur
putih
2) Konsentrasi : 0,25-5 %
3) Fungsi: Coating agent,
pensuspensi, pengikat tablet, agen penebalan, agen peningkat viskositas.
4) Kelarutan : praktis tidak larut dalam
air panas (di atas 608C), aseton, etanol (95%), eter, dan toluena. Larut dalam
air dingin untuk membentuk larutan koloid.
5) Wadah dan penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya.
6) Stabilitas : merupakan material yang
stabil meskipun higroskopik setelah dikeringkan.
7) Inkompaktibilitas : inkom dengan agen
pengoksidasi. Karena nonionik, HPMC tidak akan kompleks dengan garam metalik atau organik ionik untuk membentuk endapan yang tidak
larut.
ü GLISERIN
1) Pemerian : warna putih, rasa tawar
seperti lendir, hampir tidak berbau, bentuk butiran bulat (bulat telur)
2) Fungsi : antimikroba (pengawet)
(<20%), kosolven, emollient (≤30%), humektan (≤30%), plasticizer, solvent
(≤50%), sweetening agent (≤20%)
3) Kelarutan : dapat bercampur dengan air
dan dengan etanol 95%, praktis tidak larut dalam kloroform dalam eter dan dalam
minyak lemak dan dalam minyak menguap.
4) Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5) Stabilitas : higroskopik dengan adanya
udara dari luar (mudak teroksidasi), mudah terkemomposisi dengan adanya
pemanasan, mengkristal dalam suhu rendah, kristal tidak akan mencair dengan
suhu 20°C akan timbul ledakan jika dicampur dengan bahan teroksidasi.
6) Inkompaktibilitas : inkom terhadap bahan
seperti kromium trioksida, kalium permanganat. Berubah warna menjadi hitam
dengan adanya cahaya atau setelah kontak dengan ZnO dan bisulfat. Jika ditambah
dengan kontaminan yang mengandung logam akan berubah warna dengan penambahan
fenol salisilat dan tanin.
ü Tween 80
1) Pemerian : cairan seperti minyak
jernih berwarna kuning muda hingga coklat muda; bau khas lemah; rasa pahit dan
hangat
2) Konsentrasi : 1-10 %
3) Fungsi: Emulsifying agent
kombinasi dengan span 80
4) Kelarutan : sangat mudah larut dalam
air, larutan tidak berbau dan praktis tidak berwarna; larut dalam etanol, etil
asetat; tidak larut dalam minyak mineral
5) Wadah dan penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya, sejuk dan kering.
6) Stabilitas : stabil terhadap
elektrolit dan asam lemah serta basa, sensitif terhadap oksidasi. Higroskopik,
maka hindarkan dari air bahkan dikeringkan jika perlu.
7) Inkompaktibilitas : inkom dengan beberapa
substance seperti fenol, tanin, tars, menyebabkan perubahan warna dan
presipitasi. Pada pengawet paraben mampu menurunkan aktivitas antimikroba dari
paraben.
ü SPAN 80
1) Fungsi utama : Emulsifying agent
2) Konsentrasi : 1% – 15%
3) Fungsi lain : Dispersing agent,
surfactant, wetting agent
4) Sifat Fisikokimia :Ester sorbitan berbentuk
cairan atau padatan berwarna kuning keemasan dengan aroma dan rasa yang khas
5) Kelarutan : Sangat mudah larut dalam
air, sukar larut dalam etanol,methanol dan asam asetat
6) Stabilitas dan penyimpanan :
Dalam wadah
yang kering, sejuk dan tertutup rapat.
ü PARAFIN LIQUID
1) Pemerian :
Cairan kental, transparan, tidak berfluorensensi, tidak berwarna, hampir tidak
berbau, hampir tidak mempunyai warna.
2) Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%), larut dalam aseton, benzen, kloroform,
carbon disulfda, eter dan petroleum eter.
3) Fungsi utama : emollient, lubrikan,
solvent
4) Fungsi lainnya : Opthalmic ointments (
3-6%), emulsi topikal (1-32%), lotion topikal ( 1-20%), topikal ointments
(0,1-95%)
5) Stabilitas : Dapat
teroksidasi oleh panas dan cahaya.
6) Wadah dan penyimpanan : Wadah tertutup rapat,
hindari dari cahaya, kering dan sejuk.
7) Inkompaktibilitas : inkom dengan agen
pengoksidasi kuat
ü OLEUM ROSAE
1) Fungsi utama : Pengaroma
2) Sifat Fisikokimia : Cairan tidak berwarna atau
kuning bau menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25 C kental, jika
didinginkan perlahan – lahan berubah menjadi masa hablur bening yang jika
dipanaskan mudah melebur.
3) Kelarutan : Larut dalam 1 bagian
kloroform P
4) Stabilitas dan penyimpanan :
Dalam wadah
yang tertutup rapat.
ü AQUADEST
1) Pemerian : cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
2) Fungsi utama : pelarut
3) Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
dan sesuai.
4) Stabilitas : Air stabil secara kimiawi di
semua keadaan fisik (ps, cairan dan uap). Air yang meninggalkan sistem
pemurnian farmasi dan memasuki tangki penyimpanan harus memiliki persyaratan
tertentu secara khusus sistem penyimpanan dan distribusi harus memastkan bahwa
air terlindungi dari kontaminasi ionik
dan organik , yang akan menyebabkan
peningkatan konduktivitas dan karbon organik total.
5) Inkompatibilitas : dalam formulasi farmasi, air
dapat bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien lainnya yang rentan terhadap
hidrolisis (dekomposisi pada adanya air atau uap air) pada suhu tinggi . Air
dapat bereaksi keras dengan logam alkali
dan oksida seperti kalium oksida
dan magnesium oksida. Air juga dapat bereaksi dengan garam anhidrat untuk
membentuk hidrat dari berbagai komposisi dan dengan bahan organik dan kalsium
karbasida tertentu.
3.
CARA PEMBUATAN
1)
Skala Laboratorium
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang bahan sesuai perhitungan
Dibuat basis gel dengan cara mendispersikan HPMC dalam air
panas suhu 80-90°C, kemudian gerus dengan mortir hingga homogen
Dilarutkan ketoprofen dengan etanol kemudian ditambahkan
basis HPMC, gerus ad homogen
Dileburkan fase minyak yaitu parafin liquid dan span 80
(diurutkan berdasarkan titik lebur bahan) di atas hot plate suhu 70°C
Dicampurkan fase air yaitu tween 80 dan aquadest pada suhu
80°C
Dimasukkan fase minyak ke dalam fase air diaduk hingga
homogen dan membentuk massa krim
Ditambahkan campuran massa krim ke dalam campuran basis gel
dan zat aktif, diaduk hingga homogen dan terbentuk massa emulgel
Ditambahkan ol rosae secukupnya
Dimasukkan sediaan emulgel ke dalam tube
Dimasukkan tube ke dalam kemasan sekunder yang sudah disertai
brosur
2)
Cara pembuatan skala industry
Disiapkan
semua alat dan bahan
Ditimbang semua bahan
Dibuat fase minyak, yaitu melarutkan span 80 dan parafin
liquid sampai suhu 60-70°C
Dibuat fase air, yaitu melarutkan tween 80 dengan air sampai
suhu 60-70°C
Dicampurkan kedua fase tersebut, lalu diaduk menggunakan
ultra turax ad homogen
Ditambahkan ketoprofen yang dilarutkan etanol ke dalam basis
tersebut, aduk ad homogen
Ditambahkan gliserin dalam basis tersebut
Ditambahkan gelling agent dengan mengembangkan HPMC dengan
air, dan tambahkan gliserin.
Diaduk ad homogen hingga membentuk emulgel menggunakan ultra turax selama 10 menit dengan
kecepatan 500 rpm
Dimasukkan emulgel ke dalam tube menggunakan alat tube
filling dan tutup rapat
Diberi label (kemasan prmer) menggunakan automatic labelling
tube dan brosur, lalu dimasukkan ke dalam kemasan sekunder
4.
EVALUASI
SEDIAAN
1)
Uji organoleptis
Dilakukan pengamatan warna, bau pertumbuhan jamur pada sediaan
dilakukan secara visual
2) Uji pH dan viskositas
Uji Ph bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan yang mempunyai nilai Ph yang sama dengan Ph kulit yaitu 4,5-6,5
pengukuran dilakukan dengan alat Ph meter dan viskometer brookfield DV 1 pada hari ke-1, 7, 14, 21, 30, 60, 90.
Uji Ph bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan yang mempunyai nilai Ph yang sama dengan Ph kulit yaitu 4,5-6,5
pengukuran dilakukan dengan alat Ph meter dan viskometer brookfield DV 1 pada hari ke-1, 7, 14, 21, 30, 60, 90.
3) Uji freeze thaw
Dilakukan dengan menyimpan sediaan pada
suhu 4C selama 48 jam kemudian dipindahkan ke suhu 40C selama
48 jam (1 siklus). Setelah itu dilanjutkan sampai lima
siklus. Setiap satu siklus selesai, dilihat ada tidaknya
oemisahan fase
5.
KEMASAN
SEDIAAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar