Senin, 27 November 2017

FORMULASI EMULGEL

FORMULASI EMULGEL
1.      Formula
No
Nama Bahan
Fungsi
Jumlah
Per Kemasan
Per Batch
1
Ketoprofen (2,5%)
Zat Aktif
2
Etanol(2,5%×5)
Solvent or cosolvent
3
HPMC (5%)
Gelling agent
4
Gliserin(30%)
Preservative, humektan, emolient
5
Tween 80
Emulsifying agent
6
Span 80
Emulsifying agent
7
Paraffin liquid
Emolient
8
Oleum Rosae (qs)
Pengaroma
9
Aquadest
Pelarut




















2.     Monografi Bahan
ü  Ketoprofen
1)      Pemerian : serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak atau hampir tidak berbau.
2)      Kelarutan : mudah larut dalam etanol (1 sampai 10 bagian), kloroform dan eter, praktis tidak larut dalam air.
3)      Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
4)      Khasiat dan penggunaan : Antiinflamasi
5)      Efek samping : meningkatkan resiko pendarahan pada gastrointestinal dan mampu menyebabkan retensi cairan, hindari penggunaan pada pasien dengan liver disease, menimbulkan reaksi anaphilaksis (asma, rhinitis).
6)      Pengobatan : untuk sakit dan inflamasi ringan pada penyakit reumatoid serta penyakit muskuloskeletal lainnya, GOUT akut, dysmenorrhea.
7)      Nama lain : Ketoprofeeni; Ketoprofén; Ketoprofenas; Kétoprofène; Ketoprofeno; Ketoprofenum; RP-19583. (RS)-2-(3-Benzoylphenyl)propionic acid.
8)      Dosis : 2,5 % (mg/g) dengan aplikasi 2-4 kali sehari (maksimal 15 g/ hari)
9)      Farmakokinetik :
Absorbsi : hampir sempurna dengan onset kerja <30 menit.
Distribusi : ikatan protein >99%, ikatan utama pada albumin, fraksi tidak terikat dapat meningkat pada hepatic impairment
Metabolisme : hepatik via glukoronidasi, metabolit dapat diubah kembali menjadi komponen induk, mampu memiliki enteropatik resirkulasi. BA ~90%, T eliminasi umumnya 2-4 jam
Ekskresi  : di urin (~80%, secara primer sebagai konjugat glukoronida)
Farmakodinamik : Ketoprofen, (RS) 2 - (3-benzoylphenyl)-asam propionat (rumus kimia C 16 H 14 O 3) adalah salah satu dari kelas asam propionat non-steroid anti-inflamasi drugs (NSAID) dengan efek analgesik dan antipiretik. Bertindak dengan menghambat produksi prostaglandin tubuh.



ü  ETANOL
1)      Pemerian  : Cairan tidak berwarna dan mudah menguap dengan sedikit bau khas dan rasa terbakar. Etanol banyak digunakan dalam formulasi farmasi dan kosmetik. Meskipun etanol terutama digunakan sebagai bahan pelarut, juga digunakan sebagai desinfektan, dan dalam larutan sebagai pengawet anti mikroba. Larutan etanol topikal digunakan dalam pengembang sistem pengiriman obat transdermal sebagai pengikat penetrasi, dan dalam sediaan transderma digunakan sebagai co surfaktan
2)      Stabilitas dan penyimpanan : Larutan etanol berair dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi dan harus disimpan dalam wadah kedap udara, di tempat yang sejuk
3)      Inkompatibilitas : Dalam kondisis asam, larutan etanol dapat bereaksi cepat dengan bahan pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna nya karena reaksi dengan jumlah sisa garam organik aldehid atau akasia dapat diendapkan dari larutan berair atau despersi. Kalsium oksida juga mengandung senyawa nitrat dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat
ü  HPMC
1)      Pemerian : Serbuk putih atau hablur putih
2)      Konsentrasi : 0,25-5 %
3)      Fungsi: Coating agent, pensuspensi, pengikat tablet, agen penebalan, agen peningkat viskositas.
4)      Kelarutan : praktis tidak larut dalam air panas (di atas 608C), aseton, etanol (95%), eter, dan toluena. Larut dalam air dingin untuk membentuk larutan koloid.
5)      Wadah dan penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
6)      Stabilitas : merupakan material yang stabil meskipun higroskopik setelah dikeringkan.
7)      Inkompaktibilitas : inkom dengan agen pengoksidasi. Karena nonionik, HPMC tidak akan kompleks dengan garam metalik atau organik ionik untuk membentuk endapan yang tidak larut.
ü  GLISERIN
1)      Pemerian : warna putih, rasa tawar seperti lendir, hampir tidak berbau, bentuk butiran bulat (bulat telur)
2)      Fungsi : antimikroba (pengawet) (<20%), kosolven, emollient (≤30%), humektan (≤30%), plasticizer, solvent (≤50%), sweetening agent (≤20%)
3)      Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan dengan etanol 95%, praktis tidak larut dalam kloroform dalam eter dan dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.
4)      Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5)      Stabilitas : higroskopik dengan adanya udara dari luar (mudak teroksidasi), mudah terkemomposisi dengan adanya pemanasan, mengkristal dalam suhu rendah, kristal tidak akan mencair dengan suhu 20°C akan timbul ledakan jika dicampur dengan bahan teroksidasi.
6)      Inkompaktibilitas : inkom terhadap bahan seperti kromium trioksida, kalium permanganat. Berubah warna menjadi hitam dengan adanya cahaya atau setelah kontak dengan ZnO dan bisulfat. Jika ditambah dengan kontaminan yang mengandung logam akan berubah warna dengan penambahan fenol salisilat dan tanin.
ü  Tween 80
1)      Pemerian : cairan seperti minyak jernih berwarna kuning muda hingga coklat muda; bau khas lemah; rasa pahit dan hangat
2)      Konsentrasi : 1-10 %
3)      Fungsi: Emulsifying agent kombinasi dengan span 80
4)      Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, larutan tidak berbau dan praktis tidak berwarna; larut dalam etanol, etil asetat; tidak larut dalam minyak mineral
5)      Wadah dan penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, sejuk dan kering.
6)      Stabilitas : stabil terhadap elektrolit dan asam lemah serta basa, sensitif terhadap oksidasi. Higroskopik, maka hindarkan dari air bahkan dikeringkan jika perlu.
7)      Inkompaktibilitas : inkom dengan beberapa substance seperti fenol, tanin, tars, menyebabkan perubahan warna dan presipitasi. Pada pengawet paraben mampu menurunkan aktivitas antimikroba dari paraben.
ü  SPAN 80
1)      Fungsi utama : Emulsifying agent
2)      Konsentrasi : 1% – 15%
3)      Fungsi lain : Dispersing agent, surfactant, wetting agent
4)      Sifat Fisikokimia :Ester sorbitan berbentuk cairan atau padatan berwarna kuning keemasan dengan aroma dan rasa yang khas
5)      Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol,methanol dan asam asetat
6)      Stabilitas dan penyimpanan : Dalam wadah yang kering, sejuk dan tertutup rapat.

ü  PARAFIN LIQUID
1)      Pemerian  : Cairan kental, transparan, tidak berfluorensensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai warna.
2)      Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%), larut dalam aseton, benzen, kloroform, carbon disulfda, eter dan petroleum eter.
3)      Fungsi utama : emollient, lubrikan, solvent
4)      Fungsi lainnya : Opthalmic ointments ( 3-6%), emulsi topikal (1-32%), lotion topikal ( 1-20%), topikal ointments (0,1-95%)
5)      Stabilitas   : Dapat teroksidasi oleh panas dan cahaya.
6)      Wadah dan penyimpanan : Wadah tertutup rapat, hindari dari cahaya, kering dan sejuk.
7)      Inkompaktibilitas : inkom dengan agen pengoksidasi kuat
ü  OLEUM ROSAE
1)      Fungsi utama : Pengaroma
2)      Sifat Fisikokimia : Cairan tidak berwarna atau kuning bau menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25 C kental, jika didinginkan perlahan – lahan berubah menjadi masa hablur bening yang jika dipanaskan mudah melebur.
3)      Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloroform P
4)      Stabilitas dan penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup rapat.

ü  AQUADEST
1)      Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
2)      Fungsi utama : pelarut
3)      Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan sesuai.
4)      Stabilitas : Air stabil secara kimiawi di semua keadaan fisik (ps, cairan dan uap). Air yang meninggalkan sistem pemurnian farmasi dan memasuki tangki penyimpanan harus memiliki persyaratan tertentu secara khusus sistem penyimpanan dan distribusi harus memastkan bahwa air terlindungi  dari kontaminasi ionik dan organik , yang akan menyebabkan  peningkatan konduktivitas dan karbon organik total.
5)      Inkompatibilitas : dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien lainnya yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi pada adanya air atau uap air) pada suhu tinggi . Air dapat bereaksi keras dengan logam alkali  dan oksida seperti kalium  oksida dan magnesium oksida. Air juga dapat bereaksi dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai komposisi dan dengan bahan organik dan kalsium karbasida tertentu.

3.     CARA PEMBUATAN
1)      Skala Laboratorium
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang bahan sesuai perhitungan
Dibuat basis gel dengan cara mendispersikan HPMC dalam air panas suhu 80-90°C, kemudian gerus dengan mortir hingga homogen
Dilarutkan ketoprofen dengan etanol kemudian ditambahkan basis HPMC, gerus ad homogen
Dileburkan fase minyak yaitu parafin liquid dan span 80 (diurutkan berdasarkan titik lebur bahan) di atas hot plate suhu 70°C
Dicampurkan fase air yaitu tween 80 dan aquadest pada suhu 80°C
Dimasukkan fase minyak ke dalam fase air diaduk hingga homogen dan membentuk massa krim
Ditambahkan campuran massa krim ke dalam campuran basis gel dan zat aktif, diaduk hingga homogen dan terbentuk massa emulgel
Ditambahkan ol rosae secukupnya
Dimasukkan sediaan emulgel ke dalam tube
Dimasukkan tube ke dalam kemasan sekunder yang sudah disertai brosur

2)      Cara pembuatan skala industry
Disiapkan semua alat dan bahan
Ditimbang semua bahan
Dibuat fase minyak, yaitu melarutkan span 80 dan parafin liquid sampai suhu 60-70°C
Dibuat fase air, yaitu melarutkan tween 80 dengan air sampai suhu 60-70°C
Dicampurkan kedua fase tersebut, lalu diaduk menggunakan ultra turax ad homogen
Ditambahkan ketoprofen yang dilarutkan etanol ke dalam basis tersebut, aduk ad homogen
Ditambahkan gliserin dalam basis tersebut
Ditambahkan gelling agent dengan mengembangkan HPMC dengan air, dan tambahkan gliserin.
Diaduk ad homogen hingga membentuk emulgel menggunakan ultra turax selama 10 menit dengan kecepatan 500 rpm
Dimasukkan emulgel ke dalam tube menggunakan alat tube filling dan tutup rapat
Diberi label (kemasan prmer) menggunakan automatic labelling tube dan brosur, lalu dimasukkan ke dalam kemasan sekunder

4.     EVALUASI SEDIAAN
1)    Uji organoleptis
Dilakukan pengamatan warna, bau pertumbuhan jamur  pada sediaan dilakukan secara visual
2)      Uji pH dan viskositas
Uji Ph  bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan yang mempunyai nilai Ph yang sama dengan Ph kulit yaitu 4,5-6,5
pengukuran dilakukan dengan alat Ph meter dan viskometer brookfield DV 1
 pada hari ke-1, 7, 14, 21, 30, 60, 90. 
3)      Uji freeze thaw
Dilakukan dengan menyimpan sediaan pada suhu 4C selama 48 jam kemudian dipindahkan ke suhu 40C selama 48 jam (1 siklus). Setelah itu dilanjutkan sampai lima siklus. Setiap satu siklus selesai, dilihat ada tidaknya oemisahan fase

5.     KEMASAN SEDIAAN