Minggu, 04 Juni 2017

ZAT GIZI MIKRO PADA MANUSIA DAN DAMPAKNYA

MAKALAH GIZI DAN KESEATAN
“Gizi Mikro









FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada allah SWT, salawat serta salam semoga tercurah limpah atas Nabi Muhammad SAW. Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan praktikum dan dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Penyusunan makalah praktikum ini adalah pelajaran yang baik yang dapat kita ambil ilmunya dari hasil praktek itu.
Makalah ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik dan lancar berkat bantuan dari bebagai pihak, baik dari pembimbing materi maupun teknis. Dan juga kami harapkan dari hasil makalah kami ini anda dapat mengkritik hasil makalah kami karena tanpa danya kritik dan saran dari kalian semua, makalah hasil kegiatan praktikum kami ini mungkin tidak akan ada hasil yang memuaskan karena dari hasil kritikan kalian itu lah yangmenjadi inspirasi kita semua sebagai pembuat makalah. Makalah ini tentu saja masih jauh dari kata sempurna walaupun sudah dikerjakan semaksimal mungkin, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan yang Maha Esa, oleh karena itu saya membutuhkan saran dan kritik berupa evaluasi yang akan saya gunakan kelak untuk melangkah lebih baik.
Akhir kata saya sebagai pembuat makalah hasil kegiatan praktikum ini mengucapkan terima kasih terutama kepada Bu yang telah membimbing kami untuk melakukan praktikum ini.

Samarinda, 23 Februari 2016

Penulis

DAFTAR ISI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Di dalam ilmu gizi terdapat dua komponen penting yang menjadi pusat perhatian, ialah makanan dan kesehatan tubuh. Makanan mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsi optimalnya, zat gizi itu bisa berupa zat gizi makro maupun mikro. Sedangkan kesehatan tubuh bisa dilihat dari status gizi yang dibedakan menjadi gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. (Moejh,2003)
 Berdasarkan pengertian ilmu gizi adalah segala ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghizda, yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain dengan tubuh manusia .
Karena ruang lingkupnya yang luas, bila dikaji pengertian ilmu gizi secara lebih mendalam, ilmu gizi erat kaitannya dengan ilmu-ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.
Ilmu gizi mempunyai konsep dasar yang berbeda dengan disiplin ilmu yang lain. Pengertian dari konsep dasar itu sendiri adalah merupakan suatu dasar, ide atau bentuk dasar dari sesuatu. Konsep dasar dari ilmu gizi meliputi tentang gizi dan ilmu gizi, zat-zat gizi apa yang biasa terkandung dalam makanan.( Santoso,2004)

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud denga zat gizi mikro?
2. Apa saja yang termasuk dalam zat gizi mikro?
3. Penyakit apa saja yang dapat terjadi jika kekurangan zat gizi mikro?
4. Bagaimana cara menanggulangi kekurangan zat gizi mikro?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi zat gizi mikro.
2. Untuk mengetahui macam-macam zat gizi mikro.
3. Untuk mengetahui apa saja penyakit yang dapat terjadi jika kekurangan zat gizi mikro.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi kekurangan zat gizi mikro.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2011).
Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh.
1.    Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar.
2.    Pertumbuhan dan pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun.
3.    Mengatur Proses Tubuh
Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ekskresi dan lain-lain proses tubuh. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur (Almatsier, 2001).
Dalam melaksanakan fungsinya di dalam tubuh, zat-zat gizi saling berhubungan erat sekali, sehingga terdapat saling ketergantungan. Gangguan atau hambatan pada metabolisme sesuatu zat gizi akan memberikan pula gangguan atau hambatan pada metabolisme zat gizi lainnya (Achmad, 2010).
Zat gizi berdasarkan banyaknya yang diperlukan oleh tubuh dikeolmokkan menjadi 2, yaitu zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) dan zat gizi mikro (vitamin, mineral, dan air).

BAB III
PEMBAHASAN

Mikronutrien (zat gizi mikro) adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem imun dan sistem reproduksi.

Funk dalam bukunya The Etiology of Deficiency Disease yang diterbitkan pada tahun 1912 mengusulkan nama vitamin untuk faktor-faktor zat aktif tersebut. Vita berarti esensial untuk untuk kehidupan, sedangkan faktor anti beri-beri yang diduga berperan tersebut adalah suatu ikatan amine. Pada tahun 1920 istilah vitamine diganti menjadi vitamin karena zat-zat antifaktor tersebut ternyata tidak selalu dalam bentuk ikatan amine. Usul perubahan nama ini datang dari Drummond, yang juga mengusulkan pemberian nomenklatur menurut abjad. Penemuan vitamin A oleh McCollum dan Davis pada tahun 1913 menandakan era vitamin dalam penelitian gizi. Vitamin kemudian diakui sebagai zat gizi yang esensial untuk kehidupan dan kesehatan, yang mudah diperoleh dari susunan makanan yang bervariasi .
Vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin B ternyata terdiri dari beberapa unsur vitamin. Penelitian-penelitian kemudian membedakan vitamin dalam dua kelompok; (1) vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan (2) vitamin larut dalam air (vitamin B dan C). (Sediaoetama,2010)
a)  Vitamin Larut Lemak
*      Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologi sebagai retinol. Vitamin A bagus untuk pengelihatan kita. Sumber vitamin A banyak pada buah dan sayur yang berwarna terang seperti wortel dan apel.
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, dan mentega. Sumber lainnya yaitu sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwana kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, dan jeruk.
*      Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan. Bahan makanan yang kaya akan vitamin D ialah susu. (Yuniastuti,2008)
*      Vitamin E
Berbagai biji-bijian merupakan sumber kaya vitamin E. Khususnya biji yang sudah berkecambah dikenal mengandung vitamin E dalam konsentrasi tinggi. Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yang dapat diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E. Vitamin E merupakan vitamin yang bagus untuk kulit dan untuk kesuburan. Sumber utama vitamin E bisa kita dapatkan pada kacang-kacangan atau kecambah.
*      Vitamin K
Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buah-buahan, dan sayuran lain. Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi pendarahan. (Yuniastuti,2008)
b)  Vitamin Larut Air
*      Vitamin C
Pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat, vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol. Defisit vitamin C memberi gejala-gejala penyakit skorbut. Kerusakan terutama terjadi pada jaringan rongga mulut, pembuluh darah kapiler dan jaringan tulang. Vitamin C bisa di dapatkan dari buah-buahan seperti jeruk, nanas, dan buah dengan rasa asam lainnya.
*      Vitamin B
Sumber utama vitamin B adalah beras dan serealia..Vitamin B bisa kita dapatkan dari beras atau sereal. Pada beras, vitamin B ada pada selaputnya. Itulah alasannya kenapa kalau kita mencuci beras jangan terlalu bersih, karena kandungan vitamin B yang ada pada beras akan hilang. Defisit vitamin B mengakibatkan terjadinya beri-beri.(Yuniastuti,2008)

2.    Air dan Cairan Tubuh

Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa-lemak (lean body mass). Angka ini lebih besar untuk anak-anak. Pada proses menua manusia kehilangan air. Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah 75% berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50%. Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraselular.
Kandungan air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada proporsi jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih banyak daripada nonatlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih banyak daripada orang tua. Sel-sel yang aktif secara metabolik, seperti sel-sel otot dan visera (alat-alat yang terdapat dalam rongga badan, seperti paru-paru, jantung, dan jeroan) mempunyai konsentrasi air paling tinggi, sedangkan sel-sel jaringan tulang dan gigi paling rendah. (Akhilender,2003)
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
-       Pelarut zat-zat gizi yang diperlukan tubuh dan mengangkut sisa metabolisme
-       Katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel
-       Pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh
-       Fasilitator pertumbuhan atau sebagai zat pembangun
-       Pengatur suhu karena kemampuan air menyalurkan panas
-       Peredam benturan dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
(Sunita,2004)

3.    Mineral

Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam seldarah merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Di samping itu mineral berperang dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengatur pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsang ( Underwood,1999).
Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari antara lain natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium dan sulfur. Fungsi dari mineral makro berperan dalam keseimbangan cairan tubuh, untuk transmisi saraf dan kontraksi otot, memberi bentuk (struktur) kepada tulang, dan memegang peranan khusus di dalam tubuh. Beberapa contoh mineral makro yaitu  Na (Natrium),Cl (Klorin), Ca (kalsium), dan Mg (Magnesium).
Natrium (Na) Sumber utama natrium adalah garam dapur, ikan asin, kecap, pisang, kentang, sayuran hijau dan sebagainya. Fungsinya, mengatur kelancaran kerja otot, terutama otot jantung dan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Orang yang mengkonsumsi kalori lebih lebih sedikit memerlukan garam lebih sedikit pula. Kandungan natrium klorida dalam air minum biasanya sangat sedikit yaitu sekitar 20 mg per liter. Sedangkan kandungan natrium dalam garam secara teoritis kira-kira 2,8 g per sendok teh.
Klorin (Cl) Berfungsi  untuk membentuk asam lambung  (HCL) dan memelihara  keseimbagan cairan dalam tubuh. Sumbernya antara lain, garam dapur, keju dan sayuran hijau.
Kalsium (Ca) banyak terkanung di dalam tubuh kita lebih banyak dibandingkan dengan mineral lain. Diperkirakan 2% berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0-1,4 kg terdiri dari kalsium. Sumber kalsium antara lain, susu, telur dan buah-buahan. Peranan kalsium dalam tubuh pada umumnya dapat dibagi dua, yaitu membantu membentuk tulang dan gigi, serta mengatur proses biologis dalam tubuh. Pada pembentukan tulang, bila tulang baru dibentuk, maka tulang yang tua dihancurkan secara simultan.
Magnesium (Mg) memegang peranan penting sebagai kofaktor berbagai enzim dalam tubuh. Magnesium bertindak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologi di dalam tubuh, termasuk reaksi yang berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Sumber magnesium adalah sayur-sayuran hijau, kedelai, siput, kacang-kacangan, dan biji-bijian. (Winarno,1984)
Sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. Hingga saat ini di kenal banyak mineral yang dianggap esensial.
Zat besi (Fe) berperan dalam pusat pengaturan molekul hemoglobin sel-sel darah merah. Hemaglobin bertanggung jawab dalam pendistribusian oksigen dari paru-paru ke keseluruh jaringan tubuh. Zat besi juga berperan dalam metabolisme energi, termasuk sintesis DNA oleh beberapa enzim, serta dalam sistem kekebalan tubuh. Sumbernya yaitu susu, hati, kuning telur dan sayur-sayuran yang berwarna hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong, dan daun pepaya. (Gaman,1994)
Iodium (I) adalah suatu bahan yang digunakan untuk membuat hormon tiroksin oleh kelenjar gondok, yang memstimulasikan proses-proses oksidasi dalam tubuh. Fungsi yodium adalah untuk pertumbuhan normal,  membakar kelebihan lemak tubuh, serta menjaga kesehatan rambut, kuku, kulit, dan gigi. Sumber iodium yaitu garam dapur, bawang merah.
Mangan (Mn) berperan sebagai kofaktur berbagai enzim yang membantu bermacam proses metabolisme. Enzim yang berkaitan dengan mangan berperan dalam sintesis ureum, pembentukan jaringan ikat dan tulang, serta mencegah peroksidasi lemak oleh radikal bebas. Mangan juga berperan dalam pengontrolan gula darah, metabolisme energi, fungsi hormon tiroid, fungsi otak, dan untuk pengontrolan neurotransmiter. Buah dan sayuran yang mengandung mangan antara lain kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, buah bit, dan gandum. (Gaman,1994)
Zink (Zn)  berperan dalam proses kekebalan tubuh, menghambat virus, mengurangi risiko kanker, menjaga kesehatan organ vital laki-laki, dan mempercepat proses penyembuhan luka. Buah dan sayuran yang mengandung zink yaitukacang-kacangan, biji-bijian, dan gandum. Namun, zink dalam protein nabati kurang tersedia dan lebih sulit digunakan tubuh manusia dari pada zink yang terdapat dalam protein hewani. Daging, unggas, ikan laut, keju, susu, serta pecel (peanut butter), merupakan sumber zink yang baik.

3.3 Penyakit akibat kekurangan Gizi Mikro

1.  Xerophthalmia (buta senja)

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A (defisiensi vitamin A) didalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringan epitel biji mata dan kornea karena glandula lakrimalis menurun. Terlihat selaput bola mata keriput dan kusam bila biji mata bergerak.

2. Beri-beri

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan theamin  (vitamin B1) yang ditandai dengan kurangnya sesuatu yang dapat dirasakan atau gatal pada ibu jari kaki serta telapak kaki, lutut terasa seakan-akan kaku dan refleknya tidak ada, nyeri, kejang, sulit berjalan yang dapat menimbulkan kelumpuhan kaki dengan atrofi otot kaki.

3. Ostemalasia.

Penyakit ini sering disebut dengan riketsia pada anak anak dan biasanya disebabkan karena kekurangan vitamin d dan ketiakseimbangan konsumsi kalsium dan fosfor. Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium di dalam tulang menurun (Almatsier,2004)

4. Anemia

Penyakit ini dapat disebabkan karena defisiensi besi (kekurangan zat besi), dan defisiensi vitamin B12  yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan produksi sel darah merah yang matang.

5. Skorbut

            Kekurangan asam askorbat menyebabkan penyakit skorbut, penyakit ini berhubungan dengan gangguan sintesis kolagen yang diperlihatkan dalam bentuk perdarahan subkutan serta perdarahan lainnya , kelemahan otot, gusi yang bengkak dan menjadi lunak dan tanggalnya gigi, penyakit skorbut dapat disembuhkan dengan memakan buah dan sayur-sayuran yang segar.

6. Gondok

            Adalah kodisi pembesaran kelenjar gondok (kelenjar Tiroid) yang diakibatkan oleh meningkatnya aktivitas kelenjar tersebut dalam upaya meningkatkan produksi hormone tiroksin maupun triiodotironin. Secara merfologi penyakit ini dapat dikenali dengan adanya benjolan di leher bagian depan bawah. Pembentukan hormon tersebut berbahan dasar iodium yang merupakan mineral zat gizi mikro  yang banyak dialam.( wijayanti,2007)

7. Dehidrasi

            Dehidrasi  adalah  keadaan  tubuh  kekurangan  cairan. Dehidrasi  dapat  disebabkan  karena  kehilangan   cairan   akibat   faktor   patologis,   seperti   diare   dan   perdarahan.   Dehidrasi   juga    dapat    terjadi    karena    peningkatan    kebutuhan   cairan   tubuh,   seperti   demam,   suhu  lingkungan  yang  tinggi,  dan  aktivitas  ekstrim.

3.4 Pencegahan Kurangnya Zat Gizi
1. Meningkatkan kembali partisipasi masyarakat dan keluarga dalam memantau  pola makan hidup sehat.
2. Meningkatkan kemampuan petugas dalam manajemen dan melakukan tata laksana gizi buruk untuk mendukung  fungsi posyandu yang di kelola oleh masyarakat melalui revitalisasi Puskesmas.
3. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan melalui pemberian intervensi gizi (suplementasi), seperti kapsul Vitamin A, makanan pengganti nasi, ASI, dan makanan tambahan.
4.  Memakan makanan yang mengandung Zat Gizi.
5.  Memperbaiki pola hiudup yang tidak sehat.


BAB IV  PENUTUP

4.1 KESIMPULAN


Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, pertumbuhan dan memelihara jaringan, dan mengatur proses metabolisme tubuh. Zat gizi di bagi dua macam, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin , air, dan mineral. Vitamin terdiri dari vitamin yang larut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut air yaitu Vitamin B dan vitamin C. Air mempunya fungsi dalam tubuh yaitu sebagai pelarut dan alat angkut, katalisator, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan. Mineral terbagi atas dua macam, yaitu mineral makro dan mineral mikro.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita (2001), Prinsip dasar ilmu gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Akhilender. 2003. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.

Gaman, P.M. , K.B. Sherrington.1994. Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan Nutris dan
Mikrobiologi edisi kedua. Yogyakarta : Gadjah Mada     University Press.

Sunita, A. 2004. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press, Jakarta.

Sediaoetama, Prof. Dr. Achmad Djaeni, M. Sc., (2010), Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi Jilid 1, Dian Rakyat : Jakarta.

Underwood, E. J. and N. F. Suttle. 1999. The Mineral Nutrition of Livestock Third Edition.London : CABI Publishing.

Yuniastuti, ari.2008.Gizi Dan Kesehatan.Graha Ilmu : Yogyakarta.

Winarno, F. G. 1984.  Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.