BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Diabetes
melitus adalah penyakuit liperglikema yang ditandai oleh ketidadaan absolut
insulin atau insensivitas sel terhadapa insulin. Berdasarkan definisi glukosa
darah puasa telah besar dari pada 140 mg/ 100 ml pada 2 kali pemeriksaan
terpisah agar diabetes melitus dapat ditegakkan.
Diabetes
melitus dibagi dalam 3 tipe yaitu :
1. Diabetes Melitus tipe I adalah
penyakit Liperglikema akibat ketidakadaan
absolut insulin. Atau biasa
disebut dengan Diabetes Melitus Dependen
Insulin (DMDI)
2. Diabetes Melitus tipe II adalah
penyakit Liperglikema akibat
insentivitas sel terhadap insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam
rentang normal.
v Diabtes Gestasional adalah
intolenransi korbohidrat ringan (interaksi glukosa terganggu) maupun berat,
terjadi atau diketahui petama kali saat kehamilan beralangsung, definisi ini mencakup pasien yang sudah
mengidap diabetes melitus (tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat
kehamilan ini dan yang benar-benar menderi DM akibat haral. Sesudah kehamilan selesai , pasti ditentukan berdasarkan tes toleransi
Glukosa Oral.
BAB II
PEMBAHASAN
MATERI
A.
Pengertian secara umum
·
Diabetes
melitus adalah penyakit keturunan dengan
ciri kekurangan atau tidak terbentuknya
insulin yang sangat pentin untuk
metabolisme gula dan pembentukan
glukosa yang menyebabkan kadar
gula dalam darah meningkat yan dapat mempengaruhi metabolisme tubuh secara
menyeluruh
(Ida Bagus Gde
Manuaba tahun 1998)
·
Diabetes
melitus adalah kelainan herediter dengan
ciri-ciri insufiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah kousentrasi
gula darah tinggi dan berlangsungnya glikogenesis (Roestam Muhtar tahun 1998).
Diabetes militus
gestasional adalah intoleransi karbohidrat ringan (interaksi glukosa terganggu)
maupun berat, terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Defenisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap diabets melitus (tetapi belum terdeteksi) yang baru di ketahui saat
kehamilan ini dan yang benar –benar menderita DM akibat hamil. Sesudah
kehamilan selesai, kondisi pasti ditentukan
berdasarkan tes toleransi glukosa oral.
B. Patofisiologi
Dalam
kehamilan terjadi peruahan metabolisme indokma dan berkarbohidrat yang
menunjang pemasukan makanan bagi janin serta perisapan untuk menyusui , glukosa
dapat berdipusi tetap mulai plasenta
kepada sehingga kadar dalam darah jain hampir menyerupai kadar ibu.
Diabetes
kehamilan terjadi apabila trjadi simpanan insulin atau kurangnya insuln pada
ibu sehingga tidak dapat mencapai janin
yang mengakibatkan kadar gula ibu
mempengaruhi kadar gulan janin pengendalian kadar gula ini dipengaruhi oleh insulin dan beberapa hormon (estrogen steroid
dan plasenta lactogen)
Akibat
lambatnya reobserbsi makanan dan adanya
stress selama kehamilan maka akan
menjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin pada
kehamilan.
Menjelang
aterem kebutuhan insulin menignkat sehingga mencapai 3 kali dalam keadaan normal, bila seorang ibu tak
mampu meningkatkan produksi insulin,
sehingga ia relatif inpansulin yang
mengakibatkan hiperglikemia atas diabetes Gestasional.
Pada
penderita diabetes terjadi hiperglikemia
yang akan mempengaruhi fungsi setiap jaringan yang ada dalam tubuh termasuk pembulu darah yang menyebabkan gangguan sirkulasi darah keseluruh tubuh,
sehingga pemenuhan kebutuhan
nutrisi keseluruh terganggu yang
menyebabkan ibu sering marasa lapar dan
haus, begitupula dengan kebutuhan
kencing oleh karena meningkatnya sensivitas terhadap augiotensin, reum dan
aldesteron pada ginjal yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah pada penderi diabetes.
C.
Etiologi
Dibetes
gestisional disebakan oleh peningkatan
kebutuhan energi oleh kadar estrogen dan hormon pertumbuhan yang terus- menerus tinggi selam kehamilan. Hormon pertumbuhan dan estrogen merangsang
pengeluaran insulin seperti diabetes
Tipe II yang akhirnya menyebabkan gambaran sekresi penurunan responsivitas sel.hormon
pertumbuhan memiliki beberapa efek anti insulin, misalnya perangsangan
glikogenolisis (penguraian glikogen) dan penuraian jaringan lemak.
D.
Manifestasi Klinik
Gejala
yang terbetuk akibat diabetes Gestisional sangat mudah dikenal seperti :
- Poliuria (penigkatan pengeluaran urin)
- Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urin yang sangat besar keluarnya air yang menyababkan dehidrasi ekstrasel.
- Rasa lelah dan kelemahan otot akibat katabolisme protin diotot dan ketidak mampuan sebagaian besar sel untuk menggunakan glukos sebagai energi.
- Polifagia (peningkatan rasa lapar) akibat keadaan pancaabsorptif yang kroack, katabolisme protein dan lemak dan kelaparan relatif sel-sel. Serin terjadi penurunan berat badan.
- Peningkatan angka infeksi akibat peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus, gangguan fungsi urin, dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronek.
- Bagi ibu hamil biasanya bayi yang dilahirkan diatas 4 kg.
E.
Pengobatan
Dipelukan
pengawasan kadar glukosa darah ibu yang kuat dengan mengatur diet dan
pemantauan glukosa darah untuk
menurunkan resiko yang tinggi terhadap
morhiditas perinatal, terutama sebagai
akibat makrosomia janin dan komplikasi medis dan metabolik yang menyertai. Kebanyakan pasien akan diterapi dengan asupan
kalori harian berdarkan berat badan
terakhir sehubungan dengan berat badan idela (kurang dari 80% : 35-40 kalori/
kg berat badan; 80-120%: 30 kalori/ kg; 120-150% : 24 kalori/ kg; lebih dari
150% : 12-15 kalori / kg). sekitar 40-50% dari jumlah kalori yang tipikal yaitu
asuoan sebanyak 2000-2500 kalori/ hari haruslan mengandung kompleks
karbohidrat. Setiap hari juga memerlukan 100 gram protein. Gula-gula, junk
food, dsan makanan gorengan yang berlemak harus dihindari.
Dianjurkan lebih sering mengunjungi
klinik (biasanya setiap 2 seminggu
sampai kehamilan 36 minggu, setelah itu tiap minggu sekali) dan pemantauan
glukosa harus diloakukan secara periodik. Selama pemeriksaan yang lebih serig
itu dianjurkan memeriksa glukoisa darah puasa 2 jam setelah makan. Pasien
dieprintahakn tidak makan lewat tengah malan dan diambil darahnya saat pertama kali tiba di klinik dalam keadaan masih puasa, kemudian disuruh makan-makanan
biasa dikafetaria atau yang dibawah dari rumah dan setelah 2 jam kembali untuk
ditentukan kadar glukosa dalam
darah. Diininkan kadar glukosa serum puasa kurang dari 100 mg/dL dan kadar 2
jam setelah makan kurang dari 120 mg/dL. Penentuan glukosa darah kapilar oleh
pasien dengan menggunakan fotometer
relekstan lebih menyenangkan dan murah, tetapi cenderung lebih tinggi dari pada
kadar plasma. Karena itu, kadar glukosa kapiler kurang dari 115 mg/dL (kadar plasma kurang dari 100mg/dL)
dan kadar 2 jam setelah makan kurang dari 40mg/dL
(kadar plasma kurang dari 120mg/dL) lebih disenangi.
F.
Diagnosis
Deteksi
dini sangat diperlukan untuk menjaring DMG agar dapat dikelola sebaik-baiknya.
Terutama dilakukan pada ibu dengan faktor risiko berupa beberapa kali
keguguran, riwayat pernah melahirkan
anak mati tanpa sebab jelas, riwayat pernah melahirkan bayi tanpa cacat
bawaan, pernah melahirkan bayi > 4000 g, rie\wayat preeklampsia, dan
polihidramnion. Juga terdapat riwayat ibu
: umut ibu hamil . tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat, riwayat
DMG/TGT pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat berat badan lahir . 4500
g, dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil. PERKENI menganjurkan
pemeriksaan sejak awal asuhan antenatal dan diulang pada usia kehamilan 26-28 minggu (hasil positif
tertinggi) bila hasilnya negatif. Pemeriksaan
berdasarkan modifikasi WHO-PERKENI yang dianjurkan adalah pemeriksaan
kadar glukosa 2 jam pasca beban glukosa 75 g dan hasilnya digolongkan dalam
kriteria sebagai berikut ;
Glukosa darah Kriteria
>200 mg /dl Diabetes Melitus
140-200 Mg/dl Toleransi glukosa terganggu
< 140 mg/dl Normal
Komplikasi
Maternal :
ineksi saluran kemih, hidromnium, hipertensi
kronik, preeklampsia,
kematian ibu,.
Fetal : abortus spontan, kelainan konenital, insufisiensi, makrisomia,
kematian intaruterin
Neonatal : prematuritas, kematian intrauterin, kematian
neonatal, trauma
lahir,
hipoglikemia, Hipomagnesia, hipokelsemia,
hiperbilirubinemia,
sandorma gawat napas, polisitemia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dibetes
Gestasional terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes.
Sekitar 50% wanita mengidap kelainan ini akan kembali ke status nondiabetes
berakhir. Namun resiko mengalami
diabetes tipe II pada waktu mendatang lebih besar dari pada normal.
Penyebab
Diabetes Gestasional berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi dan kadar
estrogen dan hormon pertumbuhan yang terus menerus tinggi selama
kehamilan. Hormon pertumbuhan dan
estrogen merangsang pengeluaran dan
insulin dan dapat menyebabkan gambaran sekresi berlebihan insulin seperti diabetes tipe II yang akhirnya
menyebabkan penurunan responsifitas sel.
Hormon pertumbuhan memiliki beberapa efk anti insulin misalnya perangsangan
glikegenolisis (penguraian glikogen) dan penguraian jaringan lemak.
DAFTAR PUSTAKA
- Kapita Selekta Kedokteran, Media
Aesculapius, Jilid I, 1999. Buku Kedokteran
: Jakarta.
- William F. Rayburn dan J. Cristoper Camy, Obstretri dan
Ginekologi 2001. Widya Medika : Jakarta
- Jones,DL. Dasar-dasar obstetri dan
Ginekologi 2002. Hipotrates : Jakarta
- Elizabeth J. Crwin. Fotofisiologi.
2001. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.