Kamis, 09 Maret 2017

DIABETES MELITUS (GESTASIONAL) - PHARMACY

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Diabetes melitus adalah penyakuit liperglikema yang ditandai oleh ketidadaan absolut insulin atau insensivitas sel terhadapa insulin. Berdasarkan definisi glukosa darah puasa telah besar dari pada 140 mg/ 100 ml pada 2 kali pemeriksaan terpisah agar diabetes melitus dapat ditegakkan.
Diabetes melitus dibagi dalam 3 tipe yaitu :
1.      Diabetes Melitus tipe I adalah penyakit Liperglikema akibat ketidakadaan  absolut insulin. Atau  biasa disebut dengan  Diabetes Melitus Dependen Insulin (DMDI)
2.      Diabetes Melitus tipe II adalah penyakit  Liperglikema akibat insentivitas sel terhadap insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang normal.
v  Diabtes Gestasional adalah intolenransi korbohidrat ringan (interaksi glukosa terganggu) maupun berat, terjadi atau diketahui petama kali saat kehamilan beralangsung,  definisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap diabetes melitus (tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-benar menderi DM akibat haral.  Sesudah kehamilan selesai ,  pasti ditentukan berdasarkan tes toleransi Glukosa Oral.

BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A.    Pengertian  secara umum
·      Diabetes melitus adalah penyakit keturunan  dengan ciri kekurangan  atau tidak terbentuknya insulin  yang sangat pentin untuk metabolisme gula dan pembentukan  glukosa  yang menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat yan dapat mempengaruhi metabolisme tubuh secara menyeluruh
(Ida Bagus Gde Manuaba tahun 1998)
·      Diabetes melitus adalah kelainan herediter dengan ciri-ciri insufiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah kousentrasi gula darah tinggi dan berlangsungnya glikogenesis (Roestam Muhtar tahun 1998).
Diabetes militus gestasional adalah intoleransi karbohidrat ringan (interaksi glukosa terganggu) maupun berat, terjadi atau diketahui pertama kali  saat kehamilan berlangsung. Defenisi ini  mencakup pasien yang sudah  mengidap diabets melitus (tetapi  belum terdeteksi) yang baru di ketahui saat kehamilan ini dan yang benar –benar menderita DM akibat hamil. Sesudah kehamilan selesai, kondisi pasti ditentukan  berdasarkan tes toleransi glukosa oral.

B.    Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi peruahan metabolisme indokma dan berkarbohidrat yang menunjang pemasukan makanan bagi janin serta perisapan untuk menyusui , glukosa dapat berdipusi tetap  mulai plasenta kepada sehingga kadar dalam darah jain hampir menyerupai  kadar ibu.
Diabetes kehamilan terjadi apabila trjadi simpanan insulin atau kurangnya insuln pada ibu sehingga tidak dapat mencapai  janin yang mengakibatkan kadar gula  ibu mempengaruhi kadar gulan janin pengendalian kadar gula ini dipengaruhi oleh  insulin dan beberapa hormon (estrogen steroid dan plasenta lactogen)
Akibat lambatnya reobserbsi makanan dan adanya  stress selama kehamilan  maka akan menjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin pada kehamilan.
Menjelang aterem kebutuhan insulin menignkat sehingga mencapai 3 kali  dalam keadaan normal, bila seorang ibu tak mampu  meningkatkan produksi insulin, sehingga  ia relatif inpansulin yang mengakibatkan hiperglikemia atas diabetes Gestasional.
Pada penderita diabetes terjadi hiperglikemia  yang akan mempengaruhi fungsi setiap jaringan yang ada  dalam tubuh termasuk  pembulu darah yang menyebabkan  gangguan sirkulasi darah keseluruh tubuh, sehingga  pemenuhan kebutuhan nutrisi  keseluruh terganggu yang menyebabkan ibu sering  marasa lapar dan haus,  begitupula dengan kebutuhan kencing oleh karena meningkatnya  sensivitas terhadap augiotensin, reum dan aldesteron pada ginjal yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah  pada penderi diabetes.

C.    Etiologi
Dibetes gestisional disebakan oleh peningkatan  kebutuhan energi oleh kadar estrogen dan hormon pertumbuhan yang  terus- menerus tinggi selam kehamilan.  Hormon pertumbuhan dan estrogen merangsang pengeluaran insulin  seperti diabetes Tipe II yang akhirnya menyebabkan gambaran sekresi  penurunan responsivitas sel.hormon pertumbuhan memiliki beberapa efek anti insulin, misalnya perangsangan glikogenolisis (penguraian glikogen) dan penuraian jaringan lemak.

D.     Manifestasi Klinik
Gejala yang terbetuk akibat diabetes Gestisional sangat mudah  dikenal seperti  :

  •        Poliuria (penigkatan pengeluaran urin)
  •         Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urin yang sangat besar keluarnya air yang   menyababkan  dehidrasi ekstrasel.
  •     Rasa lelah dan kelemahan otot akibat katabolisme  protin diotot dan  ketidak mampuan sebagaian besar sel untuk menggunakan glukos sebagai energi.
  •      Polifagia (peningkatan rasa lapar) akibat keadaan pancaabsorptif yang kroack,  katabolisme protein dan lemak dan kelaparan relatif sel-sel. Serin terjadi penurunan berat badan.
  •      Peningkatan angka infeksi akibat peningkatan konsentrasi  glukosa disekresi mukus, gangguan fungsi urin, dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronek.
  •      Bagi ibu hamil biasanya bayi yang dilahirkan diatas 4 kg.

E.     Pengobatan
Dipelukan pengawasan kadar glukosa darah ibu yang kuat dengan mengatur diet dan pemantauan glukosa darah untuk  menurunkan resiko yang tinggi  terhadap morhiditas perinatal,  terutama sebagai akibat makrosomia janin dan komplikasi medis dan metabolik yang menyertai.  Kebanyakan pasien akan diterapi dengan asupan kalori harian berdarkan  berat badan terakhir sehubungan dengan berat badan idela (kurang dari 80% : 35-40 kalori/ kg berat badan; 80-120%: 30 kalori/ kg; 120-150% : 24 kalori/ kg; lebih dari 150% : 12-15 kalori / kg). sekitar 40-50% dari jumlah kalori yang tipikal yaitu asuoan sebanyak 2000-2500 kalori/ hari haruslan mengandung kompleks karbohidrat. Setiap hari juga memerlukan 100 gram protein. Gula-gula, junk food, dsan makanan gorengan yang berlemak harus dihindari.
  Dianjurkan lebih sering mengunjungi klinik  (biasanya setiap 2 seminggu sampai kehamilan 36 minggu, setelah itu tiap minggu sekali) dan pemantauan glukosa harus diloakukan secara periodik. Selama pemeriksaan yang lebih serig itu dianjurkan memeriksa glukoisa darah puasa 2 jam setelah makan. Pasien dieprintahakn tidak makan lewat tengah malan dan  diambil darahnya saat pertama kali tiba  di klinik dalam keadaan  masih puasa, kemudian disuruh makan-makanan biasa dikafetaria atau yang dibawah dari rumah dan setelah 2 jam kembali untuk ditentukan kadar glukosa  dalam darah.  Diininkan kadar glukosa  serum puasa kurang dari 100 mg/dL dan kadar 2 jam setelah makan kurang dari 120 mg/dL. Penentuan glukosa darah kapilar oleh pasien dengan menggunakan  fotometer relekstan lebih menyenangkan dan murah, tetapi cenderung lebih tinggi dari pada kadar plasma. Karena itu, kadar glukosa kapiler kurang dari  115 mg/dL (kadar plasma kurang dari 100mg/dL) dan  kadar  2 jam setelah makan kurang dari 40mg/dL (kadar plasma kurang dari 120mg/dL) lebih disenangi.

F.     Diagnosis
Deteksi dini sangat diperlukan untuk menjaring DMG agar dapat dikelola sebaik-baiknya. Terutama dilakukan pada ibu dengan faktor risiko berupa beberapa kali keguguran, riwayat pernah melahirkan  anak mati tanpa sebab jelas, riwayat pernah melahirkan bayi tanpa cacat bawaan, pernah melahirkan bayi > 4000 g, rie\wayat preeklampsia, dan polihidramnion. Juga terdapat riwayat ibu  : umut ibu hamil . tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat, riwayat DMG/TGT pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat berat badan lahir . 4500 g, dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil. PERKENI menganjurkan pemeriksaan sejak awal asuhan antenatal dan diulang  pada usia kehamilan 26-28 minggu (hasil positif tertinggi) bila hasilnya negatif. Pemeriksaan  berdasarkan modifikasi WHO-PERKENI yang dianjurkan adalah pemeriksaan kadar glukosa 2 jam pasca beban glukosa 75 g dan hasilnya digolongkan dalam kriteria sebagai berikut  ;

Glukosa darah                 Kriteria
>200 mg /dl                       Diabetes Melitus
140-200   Mg/dl                  Toleransi glukosa terganggu
< 140 mg/dl                       Normal
     
     Komplikasi
      Maternal          :  ineksi saluran kemih, hidromnium, hipertensi kronik, preeklampsia,
                                  kematian ibu,.
      Fetal                :  abortus spontan, kelainan konenital, insufisiensi, makrisomia,
                                  kematian intaruterin
      Neonatal          :  prematuritas, kematian intrauterin, kematian neonatal, trauma
                                 lahir, hipoglikemia, Hipomagnesia, hipokelsemia,
                                 hiperbilirubinemia, sandorma gawat napas, polisitemia.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dibetes Gestasional terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes. Sekitar 50% wanita mengidap kelainan ini akan kembali ke status nondiabetes berakhir.  Namun resiko mengalami diabetes tipe II pada waktu mendatang lebih besar dari pada normal.
Penyebab Diabetes Gestasional berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi dan kadar estrogen dan hormon pertumbuhan yang terus menerus tinggi selama kehamilan.  Hormon pertumbuhan dan estrogen merangsang  pengeluaran dan insulin  dan dapat menyebabkan  gambaran sekresi berlebihan insulin  seperti diabetes tipe II yang akhirnya menyebabkan  penurunan responsifitas sel. Hormon pertumbuhan memiliki beberapa efk anti insulin misalnya perangsangan glikegenolisis (penguraian glikogen) dan penguraian jaringan lemak.

DAFTAR PUSTAKA

-       Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jilid I, 1999. Buku Kedokteran  : Jakarta.
-       William F. Rayburn  dan J. Cristoper Camy, Obstretri dan Ginekologi 2001. Widya Medika  : Jakarta
-       Jones,DL. Dasar-dasar obstetri dan Ginekologi 2002. Hipotrates  : Jakarta
-       Elizabeth J. Crwin. Fotofisiologi. 2001. Buku Kedokteran EGC  : Jakarta.